Analisis Tekno Ekonomi Implementasi Sistem PLTS Atap Pada Gedung Kantor Walikota Denpasar

Indonesia berada di sepanjang garis khatulistiwa sehingga memiliki potensi energi matahari yang begitu besar, namun belum mampu dimanfaatkan dengan maksimal untuk mengurangi pemakaian fosil tidak ramah lingkungan. Dalam rangka meningkatkan penggunaan baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025 dimana target pemanfaatan (PLTS) 6,5 GW, Pemerintah melalui Dewan Energi Nasional (DEN) mengeluarkan kebijakan mendorong masing-masing daerah mempercepat PLTS sesuai amanat Rencana Umum (RUEN) mewajibkan minimum 30% atap bangunan pemerintahan atap. Kota Denpasar dalam mengimplementasikan Daerah Provinsi Bali dapat sistem Gedung Kantor Walikota sebagai pilot project bagi gedung-gedung Denpasar. Dari hasil kajian teknis telah dilakukan, total luas 1.732,14 m2, jika berpotensi menghasilkan daya listrik 227,25 kWp. Namun berdasarkan Permen ESDM No. 49/2018, penelitian ini dirancang berkapasitas 112,5 Simulasi PVSyst unjuk kerja rata-rata pertahun 81,6% produksi tahunan 175 kWh. menghemat PLN 72,12% setahun. Hasil perancangan selanjutnya diuji secara ekonomi metode NPV, IRR, BCR, PI dan PP. NPV bernilai positif tingkat diskonto 6%,10%, 15%. Uji IRR 20,12%, uji BCR 14,57, hasilnya 7,31 PP menyatakan bahwa investasi memerlukan jangka waktu 3,4 mengembalikan modal awal. Berdasarkan analisis tersebut, sangat layak dijalankan karena cukup signifikan serta memenuhi kriteria kelayakan investasi.